Serbuk kayu3

Manfaat Tersembunyi Sawdust, Yang Tidak Boleh Anda Lewatkan!

Manfaat Tersembunyi Sawdus, Yang Tidak Boleh Anda Lewatkan

Image by – Pexels

Serbuk kayu3
Ketika Anda berjalan di sekitar workshop kayu atau taman, mungkin Anda sering melihat serbuk kayu halus yang tersebar di lantai. Itu disebut sawdust. Awalnya, sawdust mungkin terlihat sebagai sisa dari proses penggergajian atau pengukiran kayu biasa. Namun, di balik sederetan serbuk kayu ini terdapat cerita menarik, sejarah panjang, dan pemanfaatan yang menakjubkan.
serbuk kayu
Image by - Pexels

Apa Itu Sawdust?

Sawdust adalah serbuk halus yang dihasilkan saat kayu diolah atau diproses. Proses tersebut melibatkan pemotongan, penggergajian, pengukiran, atau penghancuran kayu. Hasil akhirnya adalah serbuk kayu yang beragam dalam ukuran, tergantung pada metode pemrosesan dan jenis kayunya.

Sejarah Sawdust

Sawdust telah lama menjadi bagian dari dunia perkayuan. Pada abad ke-19, serbuk kayu ini digunakan sebagai bahan bakar di industri, terutama dalam pembuatan kertas. Seiring berjalannya waktu, peran sawdust berkembang. Di abad ke-20, sawdust mulai dimanfaatkan dalam berbagai aplikasi termasuk pertanian, industri makanan, dan bahkan dalam proyek-proyek seni dan kerajinan.

Manfaat Sawdust

Bahan Baku Pembuatan Kertas: Sawdust digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan kertas. Serbuk kayu ini diolah menjadi pulp yang nantinya akan menjadi kertas.

Pupuk Organik: Sawdust dapat digunakan sebagai bahan dasar pupuk organik. Ini memberikan nutrisi tanaman dan membantu tanah tetap lembap.

Bahan Bakar Biomassa: Di beberapa negara, sawdust digunakan sebagai bahan bakar dalam sistem pemanas biomassa. Ini merupakan langkah menuju energi ramah lingkungan.

Industri Makanan: Dalam industri makanan, sawdust digunakan untuk berbagai tujuan. Salah satunya adalah untuk mempertahankan kelembapan dalam produk makanan seperti keju atau daging olahan.

Kerajinan dan Seni: Dalam dunia seni dan kerajinan, sawdust diubah menjadi medium seni yang unik. Seniman seringkali menciptakan patung, lukisan, dan produk seni lainnya dari serbuk kayu.

Pentingnya Mengelola Sawdust

Meskipun sawdust memiliki banyak manfaat, pengelolaannya juga harus dilakukan dengan bijaksana. Overproduksi sawdust dapat menjadi masalah lingkungan. Oleh karena itu, produsen kayu dan industri perlu mengembangkan metode untuk mengelola limbah sawdust dengan cara yang berkelanjutan.

Sawdust, pada pandangan pertama, mungkin terlihat sepele. Namun, saat Anda menggali lebih dalam, Anda akan menemukan bahwa serbuk kayu ini memiliki dampak yang signifikan dalam banyak aspek kehidupan kita. Sawdust adalah salah satu contoh bagaimana bahan sederhana dapat menjadi bagian penting dari dunia kita.

More News

cover stockpile buton b

Jalan-jalan ke Stockpile Cangkang Sawit! Seperti Apa yang Ada di Dalamnya?

Jalan-jalan ke Stockpile Cangkang Sawit! Seperti Apa yang Ada di Dalamnya?

Image – Prima

cover stockpile buton b

Mungkin sebagian dari sobat pernah mendengar tentang cangkang sawit, tetapi tahukah sobat bahwa cangkang ini memiliki potensi besar sebagai sumber energi terbarukan? Bersama kami menjelajahi stockpile cangkang sawit yang mungkin belum banyak yang tahu tentang apa yang ada di dalamnya.

Jadi, jika Sobat ingin tahu lebih banyak tentang bagaimana cangkang sawit bisa menjadi sumber energi yang mengagumkan, dan ingin melihat stockpile cangkang sawit dari dekat, jangan lewatkan vlog kami! Kami akan membongkar rahasia tersembunyi stockpile cangkang sawit dan menjelaskan bagaimana hal ini dapat memengaruhi masa depan energi.

More News

CLOSEUP CANGKANG

Potensi Zat Berguna dalam Cangkang Kelapa Sawit

Potensi Zat Berguna dalam Cangkang Kelapa Sawit

Image – Prima

CLOSEUP CANGKANG

Cangkang kelapa sawit mengandung berbagai zat yang memiliki potensi manfaat dan aplikasi dalam berbagai industri. Berikut adalah beberapa zat yang terkandung dalam cangkang kelapa sawit:

 

CLOSEUP CANGKANG
Image - Prima

Selulosa: Selulosa adalah komponen utama dalam cangkang kelapa sawit. Ini adalah polimer karbohidrat kompleks yang terdiri dari rantai panjang glukosa. Selulosa memiliki sifat kuat dan tahan terhadap dekomposisi, membuatnya berguna dalam industri kertas, tekstil, dan material bangunan. Selulosa merupakan senyawa organik dengan rumus (C6H10O5)n, sebuah polisakarida yang terdiri dari rantai linier dari beberapa ratus hingga lebih dari sepuluh ribu ikatan β(1→4) unit D-glukosa.

Cellulose-Ibeta-from-xtal-2002-3D-balls
Image - Selulosa wikipedia

Lignin: Lignin adalah zat kompleks yang memberikan kekuatan dan kekerasan pada cangkang kelapa sawit. Ini juga berperan dalam memberikan ketahanan terhadap serangga dan mikroorganisme. Lignin memiliki potensi dalam industri pulp dan kertas, serta sebagai bahan baku untuk produksi bahan kimia.  

Hemiselulosa: Hemiselulosa adalah polisakarida yang terdapat dalam cangkang kelapa sawit. Ini memberikan sifat elastis dan fleksibilitas pada bahan tersebut. Hemiselulosa memiliki potensi dalam industri kertas, tekstil, dan bahan bangunan.

Silika: Cangkang kelapa sawit juga mengandung silika, mineral yang memberikan kekerasan dan ketahanan terhadap serangan serangga dan jamur. Silika dalam cangkang kelapa sawit dapat diekstraksi dan digunakan dalam industri seperti konstruksi, farmasi, dan kosmetik.

Abu: Abu adalah sisa-sisa mineral yang tersisa setelah pembakaran cangkang kelapa sawit. Abu mengandung nutrisi seperti kalium, fosfor, dan magnesium yang dapat digunakan sebagai pupuk dalam pertanian.

More News

Sekam Padi

Ini Rahasia Dibalik Listrik Gratis Dari Limbah Padi!

Ini Rahasia Dibalik Listrik Gratis Dari Limbah Padi!

Image by Prima

Sekam Padi

Biomassa sekam padi, salah satu alternatif bahan bakar yang dihasilkan dari limbah sisa produksi padi, semakin menjadi perhatian bagi banyak pihak. Dalam keadaan saat ini, pemanfaatan energi bersih dan ramah lingkungan semakin penting untuk menjaga kelestarian lingkungan dan memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat.

Sekam padi adalah bagian kulit luar dari biji padi yang tidak dapat dimakan dan biasanya dibuang begitu saja. Namun, setelah dilakukan penelitian dan pengembangan, ternyata sekam padi dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik dan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan. Biomassa sekam padi merupakan salah satu alternatif bahan bakar yang sangat menarik karena beberapa alasan.

Sekam Padi
Image by - Istock

Pertama-tama, sumber daya biomassa sekam padi sangat melimpah. Sebagai salah satu produsen beras terbesar di dunia, Indonesia memiliki sumber daya biomassa sekam padi yang sangat besar. Limbah sisa produksi padi yang dihasilkan dapat digunakan untuk menghasilkan bahan bakar alternatif, seperti biomassa sekam padi.

Kedua, penggunaan biomassa sekam padi tidak berdampak buruk pada lingkungan. Seperti yang kita ketahui, penggunaan bahan bakar fosil yang tidak ramah lingkungan, seperti minyak bumi dan gas alam, memiliki dampak yang merusak lingkungan, termasuk pemanasan global dan perubahan iklim. Namun, penggunaan biomassa sekam padi tidak mengeluarkan gas rumah kaca dan emisi yang merusak lingkungan, sehingga menjadi alternatif yang lebih ramah lingkungan.

Proses pembuatan biomassa sekam padi meliputi pengeringan dan pembakaran. Setelah sekam padi dikeringkan, ia akan dibakar dalam boiler dengan suhu tinggi untuk menghasilkan uap. Uap tersebut akan digunakan untuk menggerakkan turbin dan menghasilkan listrik. Proses ini disebut juga sebagai pembangkit listrik tenaga biomassa.

Tidak hanya ramah lingkungan, penggunaan biomassa sekam padi juga memberikan manfaat ekonomi. Dengan menggunakan biomassa sekam padi sebagai bahan bakar, biaya produksi dapat ditekan dan menghasilkan harga yang lebih terjangkau. Selain itu, penggunaan biomassa sekam padi juga dapat membuka peluang kerja baru dan meningkatkan perekonomian daerah.

More News

Wood Pellet

Apa Itu Wood Pellet? Dari Limbah menjadi Energi Terbarukan

Apa Itu Wood Pellet? Dari Limbah menjadi Energi Terbarukan

Image by Prima

Wood Pellet

Wood Pellet, atau yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi pelet kayu, mungkin sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar orang. Namun, tidak semua orang memahami apa itu wood pellet dan bagaimana cara produksinya.

Wood Pellet adalah bahan bakar alternatif yang terbuat dari serbuk kayu atau bahan kayu lainnya. Negara-negara dengan empat musim banyak menggunakan bahan bakar ini sebagai pengganti batubara. Wood pellet dapat digunakan untuk menghangatkan ruangan atau sebagai bahan bakar pada tungku memasak seperti kompor, burner, dan lainnya. Bahan baku untuk produksi wood pellet umumnya berasal dari limbah industri penggergajian, limbah tebangan kayu, dan limbah industri kayu lainnya.

Keunggulan wood pellet terletak pada kadar ligan yang tinggi sebagai zat perekat alami sehingga menghasilkan produk yang terlihat halus dan berkilau. Selain itu, wood pellet mudah terbakar dan memiliki nyala api yang cukup bagus.

Wood Pellet
Image by Prima
Wood pellet banyak digunakan di negara-negara maju, terutama negara dengan empat musim sebagai alternatif bahan bakar pengganti batubara. Penggunaan wood pellet sebagai penghangat ruangan sangat populer pada musim dingin. Keuntungan penggunaan wood pellet adalah biaya yang lebih hemat dibandingkan dengan bahan bakar lainnya dan lebih mudah didapatkan.

Selain itu, wood pellet juga dapat digunakan sebagai bahan bakar pada tungku memasak seperti kompor. Banyak industri kecil maupun besar yang menggunakan bahan bakar ini, seperti pabrik pembuatan tahu dan lainnya. Selain itu, wood pellet juga dapat digunakan sebagai bahan bakar pengganti fosil pada pembangkit listrik.

Produksi wood pellet juga ramah lingkungan dan efisien. Dalam produksinya, bahan baku kayu diolah dengan teknologi yang efisien dan ramah lingkungan sehingga menghasilkan produk yang berkualitas dan ramah lingkungan. Produksi wood pellet juga dapat meningkatkan pemanfaatan limbah kayu, mengurangi deforestasi, dan membantu pengurangan emisi karbon dioksida.

Dengan manfaat dan keuntungan yang banyak, tidak mengherankan jika industri wood pellet terus berkembang dan menembus pasar ekspor ke beberapa negara seperti Korea Selatan, Jepang, dan negara lainnya.

More News

Arang Kayu

Sejarah Arang

Sejarah Awal Arang

Image by Unsplash

Arang Kayu

Awal Sejarah

Dahulu kala, produksi arang kayu di kabupaten tertentu sangat banyak juga banyaknya kayu tangal, dan umumnya terdiri dari billet yang menumpuk kayu di ujungnya sehingga membentuk sebuah tumpukan berbentuk kerucut, lubang yang berada di bawah untuk lewatnya udara, dan poros pusat untuk sebagai penyangga

Tumpukan kayu tersebut seluruhnya ditutupi dengan rumput atau basah tanah liat. Penembakan berawal dari bagian bawah cerobong, dan secara bertahap menyebar ke luar dan ke atas.

Keberhasilan operasi tergantung pada laju pembakaran. Biasanya, 100 bagian kayu bisa memperoleh sekitar 60 bagian volume, atau juga bisa 25 bagian berat dari arang; produksi skala kecil di tempat sering menghasilkan hanya sekitar 50%, skala besar adalah efisien sampai 90% bahkan sampai abad ketujuh belas.

Operasi ini begitu halus sehingga Colliers (pembakar arang profesional) sangat dikenal.

Produksi besar arang (pada puncaknya mempekerjakan ratusan ribu, terutama di Alpine dan hutan tetangga) adalah salah satu penyebab utama deforestasi , terutama dibagian Eropa Tengah.

Di Inggris, coppices banyak dihasilkan dari pengelolaan kayu, yang dipotong dan regrew siklis, sehingga pasokan arang akan tersedia selamanya.

Keluhan (pada awal periode Stuart) tentang kekurangan mungkin berhubungan dengan hasil sementara ekspatau ketidakmungkinan peningkatan produksi untuk menyesuaikan permintaan.

Semakin langkanya kayu merupakan faktor utama untuk beralih ke bahan bakar fosil, terutama batubara dan batubara coklat untuk keperluan industri.

Sejarah Modern

Setelah hukum Brasil mengalami perubahan pada tahun 2010 untuk mengurangi emisi karbon sebagai bagian dari komitmen Presiden Lula da Silva untuk membuat “baja hijau”, penggunaan arang sebagai bahan bakar peleburan mengalami kebangkitan di Amerika Selatan

Proses modern kayu carbonizing, baik dalam ukuran kecil atau sebagai serbuk gergaji dalam besi cort retot, secara luas di praktekkan di mana kayu langka, dan juga untuk pemulihan dari produk samping yang berharga (kayu semangat ,asampyroligneus tar kayu ), yang memungkinkan adanya proses .

Pembuatan arang biasanya berkisar pada suhu 300 ° C (572 ° F) berwarna coklat, lembut dan rapuh, dan mulai mengobarkan pada 380 ° C (716 ° F); dibuat di suhu yang lebih tinggi biasanya akan rapuh, dan jjuga jangan sampai mencapai suhu 700 ° C (1292 ° F) karena kayu pada suhu tersebut akan menjadi abu.

Orang-orang di Finlandia dan Skandinavia menganggap arang sebagai produk sampingan dari tar kayu produksi . Tar terbaik berasal dari pohon pinus, sehingga hutan pinus banyak ditebang demi untuk memperoleh tar pirolisis . Arang sisa umumya digunakan sebagai pengganti metalurgi kokas dalam blast furnace untuk peleburan.

Produksi Tar menyebabkan cepatnya deforestasi dan itu telah diperkirakan seluruh hutan Finlandia lebih muda dari 300 tahun. Akhir produksi tar di akhir abad ke-19 berarti juga cepat akibat dari reboisasi.

Arang briket pertama kali ditemukan dan juga telah dipatenkan oleh Ellsworth BA Zwoyer of Pennsylvania pada tahun 1897 dan diproduksi oleh Perusahaan Bahan Bakar Zwoyer.

Selanjutnya Henry Ford mepopulerkan arang briket yang terbuat dari kayu dan juga produk samping dari serbuk gergaji fabrikasi mobil sebagai bahan. Arang Ford kemudian menjadi Perusahaan Kingsford.

More News